Home » » SETTING DAN CONTROL COMPRESSOR SAAT MIXING (bagian 1)

SETTING DAN CONTROL COMPRESSOR SAAT MIXING (bagian 1)

Melakukan konfigurasi atau setting sound effect compressor adalah merupakan sebuah proses di dalam  proses mixing dan mastering yang memiliki peranan cukup penting, namun biasanya tidak dianggap terlalu serius oleh kebanyakan sound-engineer pada era digital  dewasa ini. Berkembangnya sound effect compressor yang telah dilengkapi dengan beragam preset asli pabrik, telah menyebabkan beberapa dari mereka (sound-engineer) menjadi sound-engineer yang pragmatis, dan merasa tidak perlu membuat setting elemen-elemen control compressor yang terdapat di dalamnya, sehingga potensi dari sound effect tersebutpun tidak tereksplorasi dengan baik. Preset-preset asal pabrik yang disediakan oleh sound effect compressor ( dan sound effect- sound effect lain pada umumnya ) memang akan sangat membantu untuk mempersingkat proses mixing dan mastering. Namun hendaknya, preset-preset tersebut selayaknya hanya dianggap sebagai sebuah "starting point", dan jangan dianggap sebagai sebuah setting atau konfigurasi baku yang bisa menyulap hasil rekaman langsung menjadi sangat sempurna.
Keputusan untuk tidak menggantungkan diri sepenuhnya pada preset sound effect compressor (asli pabrik) tersebut, sama sekali bukan berkaitan dengan urusan idealisme. Namun secara logika, hasil rekaman (record) sebuah track audio memang tidak dapat diseragamkan atau digeneralisasi. Kuat dan lemahnya sinyal yang didapat pada saat merekam, jarak dan posisi microphone pada saat merekam, fluktuasi power dari suara vocalist, fluktuasi power dari player pada saat memainkan instrumen, dan banyak hal lainnya, merupakan faktor-faktor yang menjadi alasan utama untuk melakukan konfigurasi, setting dan kustomisasi ( hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya produsen dari sound effect compressor pun menerangkan hal yang demikian ini pada buku manual alat yang diproduksinya ). Dan, untuk dapat melakukan setting, konfigurasi ataupun kustomisasi pada sebuah sound effect compressor, langkah awal yang harus dilakukan adalah memahami konsep serta fungsi dari elemen-elemen control yang terdapat pada masing-masing sound effect tersebut dengan baik.

Elemen-elemen control pada sound effect compressor secara umum

Konsep dasar dari sebuah sound effect compressor adalah sangat bermanfaat untuk menyeimbangkan dynamic range dari sebuah audio. Proses penyeimbangan ini dilakukan dengan cara menaikkan level sinyal yang lemah, dan pada saat yang bersamaan, membatasi level sinyal yang kuat. Berdasarkan konsep yang demikian ini, maka terlepas dari merk dan atau jenis hardware/software plugins sound effect compressor yang digunakan, elemen- elemen control yang  biasa dipergunakan untuk setting atau konfigurasi terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

Input
Digunakan untuk menaikkan atau menurunkan level input suara yang masuk kedalam sound effect compresor.

Threshold
Merupakan batas maksimum dari level sinyal yang akan ditoleransi oleh sound effect compressor. Ketika treshold dikonfigurasi -3dB misalnya, maka semua bagian dari sinyal audio yang mencapai level diatas -3dB akan otomatis di kompresi oleh effect tersebut.

Ratio
Merepresentasikan seberapa besar kompresi yang akan dilakukan oleh sound effect compressor. Jika ratio di konfigurasikan 4 : 1 misalnya, maka akan dibutuhkan sinyal input sebesar 4dB untuk menaikkan level output sebesar 1 dB. Atau dengan kata lain: setiap level suara input menyentuh angka 4 dB, level suara output akan bertambah 1 dB.

Attack
Menentukan seberapa cepat compressor akan merespon sinyal yang melebihi threshold, dan mulai melakukan kompresi.

Release (Decay)
Menentukan seberapa cepat sound effect compressor berhenti melakukan kompresi ketika sinyal input telah berada dibawah level treshold yang telah ditentukan.

Hard / Soft Knee
Menentukan cara sound effect compressor bereaksi dan melakukan kompresi, pada saat sinyal telah melebihi threshold. Konfigurasi hard knee mengandung arti bahwa sound effect compressor akan bereaksi dengan cepat dan secara simultan menutup semua sinyal yang melewati batas treshold yang telah ditentukan. Sementara konfigurasi soft knee mengandung arti bahwa sound effect compressor akan diaktifkan secara bertahap untuk membuat hasil kompresi menjadi lebih "smooth".

Make-Up Gain
Digunakan untuk menaikkan gain suara yang telah dikompresi.

Output
Digunakan untuk menaikan volume output dari sound effect compressor.

Mari kita lanjutkan ke BAGIAN KEDUA

2 komentar:

  1. Keren bro.. sangat membantu! keep share yup..

    BalasHapus
  2. thanks bro membantu sekali, tapi kenapa ga bisa di copy ya artikel nya?

    BalasHapus

Jangan takut untuk meninggalkan komentar anda, blog ini akan berkembang dengan komentar-komentar anda yang positif dan tanpa spam maupun link aktif.
Mohon maaf apabila terjadi keterlambatan balasan komentar.

Like us on Facebook
Follow us on Twitter
Recommend us on Google Plus
Subscribe me on RSS